BAB I
PENDAHULUAN
1.1.LATAR BELAKANG
Sangat ironis memang bahwa manusia sangat memperhatikan
keseimbangan alam akibat proses pembakaran bahan bakar oleh industri yang
mengeluarkan polusi, tetapi dilain pihak orang-orang dengan sengaja mengalirkan
gas produksi pembakaran rokok ke paru-paru mereka.
Kebiasaan merokok telah menjadi budaya diberbagai bangsa di
belahan dunia. Mayoritas perokok diseluruh dunia ini, 47 persen adalah populasi
pria sedangkan 12 persen adalah populasi wanita dengan berbagai kategori umur.
Latar belakang merokok beraneka ragam, di kalangan remaja dan dewasa pria
adalah faktor gengsi dan agar disebut jagoan, malahan ada salah satu pepatah
menarik yang digunakan sebagai pembenar atas kebiasaan merokok yaitu `ada ayam
jago diatas genteng, ngga merokok ngga ganteng`. Sedangkan kalangan orang tua,
stres dan karena ketagihan adalah faktor penyebab keinginan untuk merokok.
Berbagai alasan dan faktor penyebab untuk merokok diatas
biasanya kalah seandainya beradu argumen dengan pakar yang ahli tentang potensi
berbahaya atas apa ditimbulkan dari kebiasaan merokok baik bagi dirinya
sendiri, orang lain dan lingkungan. Harus diakui banyak perokok yang mengatakan
bahwa merokok itu tidak enak tetapi dari sekian banyak pamflet, selebaran,
kampanye anti rokok, sampai ke bungkus rokoknya diberi peringatan akan bahaya
kesehatan dari rokok, tetap tak bisa mengubris secara massal berkurangnya
kebiasaan merokok dan jumlah perokok
1.2.RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang yang telah kami uraikan maka masalah
yang akan kami bahas:
1. Apa dampak dari merokok?
2. Zat apa yang terkandung di dalam dan yang paling
berbahaya?
3. Upaya apa yang dilakukan bagi perokok di sekolah?
4. Apa aktor penyebab perilaku merokok pada remaja?
1.3.TUJUAN PENELITIAN
-Untuk mengetahui Bahaya merokok.
-Untuk mengetahui faktor – faktor penyebab perilaku merokok
pada remaja.
-Untuk mengetahui apa itu rokok.
1.4.METODE PENELITIAN
Metode yang kami gunakan adalah:
-Deskriptif
-Kajian pustaka dilakukan dengan mencari literatur di
internet da buku – buku panduan
1.5.SISTEMATIKA PENULISAN
BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang Masalah
1.2.Perumusan Masalah
1.3.Tujuan Penelitian
1.4.Metode Penelitian
1.5.Sistematika penulisan
BAB II
KERANGKA TEORI
2.1.Pengertian Rokok
2.2.Dampak dari merokok
2.3.Faktor penyebab merokok pada remaja
2.4.Upaya mengatasi rokok
BAB III
ZAT YANG TERKANDUNG DALAM ROKOK
3.1.Rokok dan Reaksi Kimia (Pembakaran)
3.2.Reaksi pembakaran rokok
3.3.Rokok dan proses penguapan uap air dan nikotin
3.4.Tar dan Asap Rokok
3.5.Gas CO (Karbon Mono Oksida)
3.6.Nikotin dan kerja nikotin
BAB IV
PENUTUP
4.1.Kesimpulan
4.2.Saran
BAB II
KERANGKA TEORI
2.1. Pengertian Rokok
Rokok adalah silinder dari kertas berukuran panjang antara
70 hingga 120 mm (bervariasi tergantung negara) dengan diameter sekitar 10 mm
yang berisi daun-daun tembakau yang telah dicacah. Rokok dibakar pada salah
satu ujungnya dan dibiarkan membara agar asapnya dapat dihirup lewat mulut pada
ujung lain.
Ada dua jenis rokok, rokok yang berfilter dan tidak
berfilter. Filter pada rokok terbuat dari bahan busa serabut sintetis yang
berfungsi menyaring nikotin.
Rokok biasanya dijual dalam bungkusan berbentuk kotak atau
kemasan kertas yang dapat dimasukkan dengan mudah ke dalam kantong. Sejak
beberapa tahun terakhir, bungkusan-bungkusan tersebut juga umumnya disertai
pesan kesehatan yang memperingatkan perokok akan bahaya kesehatan yang dapat
ditimbulkan dari merokok, misalnya kanker paru-paru atau serangan
jantung(walapun pada kenyataanya itu hanya tinggal hiasan, jarang sekali
dipatuhi).
Manusia di dunia yang merokok untuk pertama kalinya adalah
suku bangsa Indian di Amerika, untuk keperluan ritual seperti memuja dewa atau
roh. Pada abad 16, Ketika bangsa Eropa menemukan benua Amerika, sebagian dari
para penjelajah Eropa itu ikut mencoba-coba menghisap rokok dan kemudian
membawa tembakau ke Eropa. Kemudian kebiasaan merokok mulai muncul di kalangan
bangsawan Eropa. Tapi berbeda dengan bangsa Indian yang merokok untuk keperluan
ritual, di Eropa orang merokok hanya untuk kesenangan semata-mata. Abad 17 para
pedagang Spanyol masuk ke Turki dan saat itu kebiasaan merokok mulai masuk negara-negara
Islam.
Rokok adalah benda beracun yang memberi efek santai dan
sugesti merasa lebih jantan. Di balik kegunaan atau manfaat rokok yang secuil
itu terkandung bahaya yang sangat besar bagi orang yang merokok maupun orang di
sekitar perokok yang bukan perokok.
2.2. Dampak dari merokok
Sebagaimana kita ketahui di dalam asap sebatang rokok yang
dihisap oleh perokok, tidak kurang dari 4000 zat kimia beracun. Zat kimia yang
dikeluarkan ini terdiri dari komponen gas (85 persen) dan partikel. Nikotin,
gas karbonmonoksida, nitrogen oksida, hidrogen sianida, amoniak, akrolein,
asetilen, benzaldehid, urethan, benzen, methanol, kumarin,
4-etilkatekol,ortokresoldan perylene adalah sebaian dari beribu – ribu zat di
dalam rokok.
Jumlah kematian dan klaim perokok Menurut penelitian
Organisasi Kesehatan dunia (WHO), setiap satu jam, tembakau rokok membunuh 560
orang diseluruh dunia. Kalau dihitung satu tahun terdapat 4,9 juta kematian
didunia yang disebabkan oleh tembakau rokok. Kematian tersebut tidak terlepas
dari 3800 zat kimia, yang sebagian besar merupakan racun dan karsinogen (zat
pemicu kanker), selain itu juga asap dari rokok memiliki benzopyrene yaitu
partikel-partikel karbon yang halus yang dihasilkan akibat pembakaran tidak
sempurna arang, minyak, kayu atau bahan bakar lainnya yang merupakan penyebab
langsung mutasi gen. Hal ini berbanding terbalik dengan sifat output rokok
sendiri terhadap manusia yang bersifat abstrak serta berbeda dengan makanan dan
minuman yang bersifat nyata dalam tubuh dan dapat diukur secara kuantitatif.
Selain mengklaim mendapatkan kenikmatan dari output rokok,
perokok juga mengklaim bahwa rokok dapat meningkatan ketekunan bekerja,
meningkatkan produktivitas dan lain-lain. Tetapi klaim ini sulit untuk
dibuktikan karena adanya nilai abstrak yang terlibat dalam output merokok. Para
ahli malah memperkirakan bahwa rokok tidak ada hubunganya dengan klaim-klaim di
atas. Malah terjadi sebaliknya, menurunnya produktiviats seseorang karena
merokok akibat terbaginya waktu bekerja dan merokok. Selain itu berdasarkan
penelitian terbaru menyatakan bahwa merokok dapat menurunkan IQ. (dari berbagai
sumber)
Bahaya bagi tubuh yaitu bisa mengakibatkan kanker,
paru-paru, impotensi dan gangguan pada janin, sedangkan bahaya bagi lingkungan
dapat menimbulkan polusi udara yang ditimbulkan dari asap rokok yang dihisap.
Sebenarnya yang paling berbahaya diantara perokok pasif dan
perokok aktif, perokok pasif lah yang berbahaya sebab perokok pasif menghisap
asap rokok yang paling banyak. Rokok juga selain berbahaya juga bisa mematikan
dan akan menimbulkan kecanduan kepada pemakainya.
Merokok bagi orang dewasa bisa berbahaya apalagi bagi
anak-anak yang masih duduk di bangku sekolah. Oleh Karena itu, merokok dilarang
di sekolah maupun di luar sekolah.
Akibat negatif dari rokok, sesungguhnya sudah mulai terasa
pada waktu orang baru mulai menghisap rokok. Dalam asap rokok yang membara
karena diisap, tembakau terbakar kurang sempurna sehingga menghasilkan CO
(karbon mono oksida), yang disamping asapnya sendiri, tar dan nikotine (yang
terjadi juga dari pembakaran tembakau tersebut) dihirup masuk ke dalam jalan
napas.
CO, Tar, dan Nikotin tersebut berpengaruh terhadap syaraf
yang menyebabkan :
Gelisah, tangan gemetar (tremor)
Cita rasa / selera makan berkurang
Ibu-ibu hamil yang suka merokok dapat kemungkinan keguguran
kandungannya.
2.3. Faktor penyebab merokok pada remaja
Ada beberapa faktor yang mendorong remaja untuk merokok, di
antaranya:
1. Faktor orangtua dan keluarga
Salah satu temuan tentang remaja perokok adalah bahwa
anak-anak muda yang berasal dari rumah tangga yang tidak bahagia, dimana orang
tua tidak begitu memperhatikan anak-anaknya dan memberikan hukuman fisik yang
keras lebih mudah untuk menjadi perokok dibanding anak-anak muda yang berasal
dari lingkungan rumah tangga yang bahagia (Baer & Corado dalam Atkinson,
Pengantar psikologi, 1999:294).
Selain itu, anak-anak yang mempunyai orang tua perokok,
lebih rentan untuk terpengaruh dan mencontoh orang tuanya.
2. Temanku merokok
Banyak fakta membuktikan bahwa remaja perokok, kemungkinan
besar teman-temannya juga perokok, dan sebaliknya. Diantara remaja perokok
terdapat 87% mempunyai sekurang-kurangnya satu atau lebih sahabat yang perokok
begitu pula dengan remaja non perokok (Al Bachri, 1991).
3. Pribadiku
Ada yang mencoba merokok hanya karena alasan ingin tahu.
Mungkin juga karena ingin mengobati rasa sakit fisik maupun jiwa, mengusir
bosan. Selain alasan tersebut, konformitas sosial juga menjadi pemicu. Orang
yang memiliki skor tinggi pada tes konformitas sosial lebih mudah menjadi
pengguna dibandingkan dengan mereka yang memiliki skor yang rendah (Atkinson,
1999).
4. Iklan rokok ternyata…
Iklan-iklan di berbagai media yang memberikan gambaran bahwa
perokok adalah lambang keglamouran, cowok banget, memicu remaja untuk ikut
berperilaku seperti itu.
Nah, jika kamu sudah terperangkap dalam status perokok saat
ini, tenang saja. Ada berbagai upaya pencegahan jika kamu ingin berubah.
2.4. Upaya mengatasi rokok
Merokok di sekolah yang dilakukan siswa kini semakin banyak,
itu dikarenakan siswa yang satu mengajak siswa yang lainnya atau dikarenakan
oleh faktor pergaulan. Oleh karena itu para guru lebih ketat lagi dalam
melakukan pengawasan dengan mengelilingi tempat-tempat yang sering dijadikan
tempat merokok.
Selain itu juga melakukan peringatan yang lebih tegas lagi
agar para pelanggar khususnya perokok jera dan tidak melakukan hal tersebut
lagi baik di sekolah maupun di luar sekolah.
Jika karena kecanduan, maka tips yang harus dilakukan
adalah:
Pikirkanlah hal-hal yang menyenangkan yang akan terjadi pada
tubuh ketika masa krisis karena berhenti merokok (biasanya 1,5 sampai 2 minggu)
Minumlah banyak air putih, makan banyak sayur dan
buah-buahan setiap kali timbul keinginan untuk merokok
Berbicara atau berkomunikasilah dengan orang lain dan
tetaplah menyibukkan diri
Berolahraga yang menyennagkan dan disukai secara teratur dan
terukur
Pijatlah daerah punggung dan leher, lalu tariklah napas
dalam-dalam.
Jika karena ketergantungan, maka putuskan semua hubungan
antara rokok dan kebiasaan-kebiasaan yang sering dilakukan dengan tips berikut
ini:
Jika ingin merasakan rokok di tangan, bermainlah dengan
barang-barang lain seperti pensil, pena, atau membaca buku
Jika ada keinginan untuk menyalakan rokok, jauhkan rokok
dari jangkauan dan buanglah korek api
Jika biasa merokok sesudah makan, segeralah bangkit dari
duduk setelah makan, gosok gihi dan pergilah berjalan atau lakukan kegiatan
yang membuat lupa pada rokok
Jika merokok disertai dengan minum kopi, maka ganilah kopi
dengan jus buah dll
Jika merokok untuk menenangkan diri, maka cobalah untuk
mengingat bahaya merokok dapat mengakibatkan penyakit jantung, paru-paru,
kanker, stroke, keguguran, dll.
Berikut ini beberapa tips yang perlu diperhatikan:
Tanyalah pada diri sendiri, apakah ada teman, saudara, atau
tetangga yang menderita salah satu penyakit di atas. Bayangkan jika penyakit
tersebut menyerang diri kita sendiri.
Jika keinginan untuk merokok sangat kuat, lakukanlah
olahraga ringan seperti berjalan-jalan atau lakukan kegiatan yang menjadi
kegemaran atau hobi Anda.
Jika berpikir bahwa merokok dapat membuat kita menjadi
tenang atau nyaman, maka katakanlah dan akuilah secara jujur bahwa rokok tidak
mungkin bisa mengatasi masalah yang ada.
Untuk mengatasi masalah ini, perlu melibatkan keluarga,
teman, dan saudara untuk membantu mengalihkan perhatian dari rokok.
Jika ingin berhenti merokok harus menetapkan tindakan yang
akan dipilih atau perilaku apa yang paling mudah diubah berkaitan dengan
situasi merokok.
Buatlah pernyataan untuk berhenti merokok, kemudian bacalah
pernyataan tentang niat berhenti merokok di depan teman atau saudara atau
anggota keluarga yang akan menjadi pengingat agar keinginan berhenti merokok
tercapai.
BAB III
ZAT YANG TERKANDUNG DALAM ROKOK
3.1. Rokok dan Reaksi Kimia (Pembakaran)
Proses pembakaran rokok tidaklah berbeda dengan proses
pembakaran bahan-bahan padat lainnya. Rokok yang terbuat dari daun tembakau
kering, kertas dan zat perasa, dapat dibentuk dari unsur Carbon (C), Hidrogen
(H), Oksigen (O), Nitrogen (N) dan Sulfur (S) serta unsur-unsur lain yang
berjumlah kecil. Rokok secara keseluruhan dapat diformulasikan secara kimia
yaitu sebagai (CvHwOtNySzSi).
Dua reaksi yang mungkin terjadi dalam proses merokok
Pertama adalah reaksi rokok dengan oksigen membentuk
senyawa-senyawa seperti CO2, H2O, NOx, SOx, dan CO. Reaksi ini disebut reaksi
pembakaran yang terjadi pada temperatur tinggi yaitu diatas 800oC. Reaksi ini
terjadi pada bagian ujung atau permukaan rokok yang kontak dengan udara.
CvHwOtNySzSi + O2 -> CO2+ NOx+ H2O + SOx + SiO2 (abu)
((pada suhu 800oC))
3.2. Reaksi pembakaran rokok
Reaksi yang kedua adalah reaksi pemecahan struktur kimia
rokok menjadi senyawa kimia lainnya. Reaksi ini terjadi akibat pemanasan dan
ketiadaan oksigen. Reaksi ini lebih dikenal dengan pirolisa. Pirolisa
berlangsung pada temperatur yang lebih rendah dari 800oC. Sehingga rentang
terjadinya pirolisa pada bagian dalam rokok berada pada area temperatur
400-800oC. Ciri khas reaksi ini adalah menghasilkan ribuan senyawa kimia yang
strukturnya komplek.
CvHwOtNySzSi -> 3000-an senyawa kimia lainnya + panas
produk ((pada suhu 400-800oC))
reaksi pirolisa
Walaupun reaksi pirolisa tidak dominan dalam proses merokok,
tetapi banyak senyawa yang dihasilkan tergolong pada senyawa kimia yang beracun
yang mempunyai kemampuan berdifusi dalam darah. Proses difusi akan berlangsung
terus selagi terdapat perbedaan konsentrasi. Tidak perlu disangkal lagi bahwa
titik bahaya merokok ada pada pirolisa rokok. Sebenarnya produk pirolisa ini
bisa terbakar bila produk melewati temperatur yang tinggi dan cukup akan
Oksigen. Hal ini tidak terjadi dalam proses merokok karena proses hirup dan gas
produk pada area temperatur 400-800oC langsung mengalir kearah mulut yang
bertemperatur sekitar 37oC.
3.3. Rokok dan proses penguapan uap air dan nikotin
Selain reaksi kimia, juga terjadi proses penguapan uap air
dan nikotin yang berlangsung pada temperatur antara 100-400oC. Nikotin yang
menguap pada daerah temperatur di atas tidak dapat kesempatan untuk melalui
temperatur tinggi dan tidak melalui proses pembakaran. Terkondensasinya uap
nikotin dalam gas tergantung pada temperatur, konsentrasi uap nikotin dalam gas
dan geometri saluran yang dilewati gas.
Pada temperatur dibawah 100oC nikotin sudah mengkondensasi,
jadi sebenarnya sebelum gas memasuki mulut, kondensasi nikotin telah terjadi.
Berdasarkan keseimbangan, tidak semua nikotin dalam gas terkondensasi sebelum
memasuki mulut sehingga nantinya gas yang masuk dalam paru-paru masih
mengandung nikotin. Sesampai di paru-paru, nikotin akan mengalami keseimbangan
baru, dan akan terjadi kondensasi lagi.
Jadi, ditinjau secara proses pembakaran, proses merokok
tidak ada bedanya dengan proses pembakaran kayu di dapur, proses pembakaran
minyak tanah di kompor, proses pembakakaran batubara di industri semen, proses
pembakaran gas alam di industri pemanas baja dan segala proses pembakaran yang
melibatkan bahan bakar dan oksigen. Sangat ironis memang bahwa manusia sangat
memperhatikan keseimbangan alam akibat proses pembakaran bahan bakar oleh
industri yang mengeluarkan polusi, tetapi dilain pihak orang-orang dengan
sengaja mengalirkan gas produksi pembakaran rokok ke paru- paru mereka.
3.4. Tar dan Asap Rokok
Zat berbahaya ini berupa kotoran pekat yang dapat menyumbat
dan mengiritasi paru – paru dan sistem pernafasan, sehingga menyebabkan
penyakit bronchitis kronis, emphysema dan dalam beberapa kasus menyebabkan
kanker paru – paru ( penyakit maut yang hampir tak dikenal oleh mereka yang
bukan perokok ).Racun kimia dalam TAR juga dapat meresap ke dalam aliran darah
dan kemudian dikeluarkan di urine.TAR yang tersisa di kantung kemih juga dapat
menyebabkan penyakit kanker kantung kemih. Selain itu Tar dapat meresap dalam
aliran darah dan mengurangi kemampuan sel – sel darah merah untuk membawa
Oksigen ke seluruh tubuh, sehingga sangat besar pengaruhnya terhadap sistem
peredaran darah.
Tar dan asap rokok merangsang jalan napas, dan tar tersebut
tertimbun disaluran itu yang menyebabkan :
Batuk-batuk atau sesak napas
Tar yang menempel di jalan napas dapat menyebabkan kanker
jalan napas,
lidah atau bibir.
3.5. Gas CO (Karbon Mono Oksida)
Gas CO juga berpengaruh negatif terhadap jalan napas dari
pembuluh darah. Karbon mono oksida lebih mudah terikat pada hemoglobin daripada
oksigen. Oleh sebab itu, darah orang yang kemasukan CO banyak, akan berkurang
daya angkutnya bagi oksigen dan orang dapat meninggal dunia karena keracunan
karbon mono oksida. Pada seorang perokok tidak akan sampai terjadi keracunan
CO, namun pengaruh CO yang dihirup oleh perokok dengan sedikit demi sedikit,
dengan lambat namun pasti akan berpengaruh negatif pada jalan napas dan pada
pembuluh darah.
3.6. Nikotin dan kerja nikotin
Adalah suatu zat yang dapat membuat kecanduan dan
mempengaruhi sistem syaraf, mempercepat detak jantung ( melebihi detak normal )
, sehingga menambah resiko terkena penyakit jantung.Selain itu zat ini paling
sering dibicarakan dan diteliti orang, karena dapat meracuni saraf tubuh,
meningkatkan tekanan darah, menimbulkan penyempitan pembuluh darah tepi dan
menyebabkan ketagihan dan ketergantungan pada pemakainya. Kadar nikotin 4-6 mg
yang dihisap oleh orang dewasa setiap hari sudah bisa membuat seseorang
ketagihan. Selain itu Nikotin berperan dalam memulai terjadinya penyakit
jaringan pendukung gigi karena nikotin dapat diserap oleh jaringan lunak rongga
mulut termasuk gusi melalui aliran darah dan perlekatan gusi pada permukaan
gigi dan akar. Nikotin dapat ditemukan pada permukaan akar gigi dan hasil
metabolitnya yakni kontinin dapat ditemukan pada cairan gusi.
Nikotin merangsang bangkitnya adrenalin hormon dari anak
ginjal yang menyebabkan :
- Jantung berdebar-debar
- Meningkatkan tekanan darah serta kadar kolesterol dalam
darah, berhubungan erat terjadinya serangan jantung
Saat merokok, nikotin mulai diserap aliran darah dan
diteruskan ke otak. Nikotin terikat di reseptor nikotinat antikolinergik 42 di
ventral tegmental area (VTA). Nikotin yang terikat di reseptor 42 akan
melepaskan dopamin di nucleus accumbens (nAcc). Dopamin itulah yang diyakini
menimbulkan perasaan tengan dan nyaman. Tak heran bila perokok akan kembali
merokok untuk memperoleh efek nyaman itu.
Bila perokok mulai mengurangi atau berhenti merokok maka
asupan nikotin berkurang dan pelepasan dopamin juga berkurang, akibatnya timbul
gejala putus obat berupa iritabilitas dan stress.
Hal itu menyebabkan jalan untuk berhenti merokok menjadi
sulit karena rasa ketagihan terhadap nikotin. Peran verenicline berfungsi
sebagai pemutus rantai adiksi. Biasanya nikotin berikatan dengan reseptor 42,
namun nanti yang akan berkaitan dengan reseptor 42 adalah verenicline yang
bekerja dengan dua cara. Pertama, verenicline menstimulasi reseptor untuk
melepaskan dopami secara pasrial, tujuanya untuk mengurangi gejala putus obat
berupa pusing, sulit berkosentrasi atau badmood yang ditimbulkan dari proses
berhenti merokok.
Kedua, verenicline menghalangi nikotin yang menempel di
reseptor. Jadi bila merokok kembali, nikotin tidak dapat menempel di reseptor,
sehingga mengurangi rasa nikmat dari rokok tersebut. = Verenicline dapat
diberikan pada perokok dewasa atau minimal usia 18 tahun yang ingin berhenti
merokok. Verenicline dapat diberikan pada perokok berat maupun ringan. Dosis
awal yang diberikan ringan yang ditingkatkan secara perlahan-lahan. Untuk
mencapai kesembuhan berhenti merokok, dibutuhkan waktu selama tiga bulan, baik
bagi perokok berat atau ringan.
Efek samping verenicline adalah mual, nyeri kepala, insomnia
dan mimpi abnormal. Meski demikian, manfaat yang ditimbulkan dari berhenti
merokok jauh lebih besar karena dalam sebatang rokok terkandung lebih dari 4
ribu bahan kimia dan 250 zat karsinogenik.
Bahkan bahan kimia yang ditemukan pada asap tembakau (rokok)
seperti aseton, butan, arsenic, cadmium, karbon monoksida dan toluene sama
seperti yang ditemukan pada bahan industri. Jadi dapat dibayangkan bukan dampak
buruk rokok?
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Melihat kenyataan yang ada pada uraian sebelumnya, dapat
dikatakan rokok itu lebih banyak dampak negativnya dari pada dampak positifnya.
Apabila hal ini dibiakan terus berlangsung, maka akan mengakibatkan
permasalahan yang serius pada kesehatan tubuh manusia. Dan seharusnya
masyarakat sadar akan bahaya merokok bagi kesehatan tubuh mereka.Namun hal itu
masih sulit dilakukan di Indonesia.
4.2. Saran
Setelah membaca kartulis ini, semoga masyarakat dapat
tersadarkan akan bahaya rokok bagi kesehatan mereka dan segera meninggalkan
kebiasaan merokoknya, supaya kesehatan mereka tetap terjaga dan nantinya
menjadikan tubuh mereka sehat bugar dan terhindar dari penyakit yang mengancam
jiwa mereka.
0 komentar:
Posting Komentar